Indonesia Sehat merupakan salah satu sasaran transformasi sosial untuk Indonesia Emas 2045, melalui membangun sistem kesehatan yang tangguh dan responsif serta memastikan penduduk berusia panjang dan hidup sehat dengan target stunting di bawah 5%. Permasalahan saat ini yang memerlukan perhatian dan upaya bersama yaitu Malnutrisi pada anak terutama di 1000 hari pertama kehidupan anak. Malnutrisi dapat terjadi di kalangan anak-anak dan ibu hamil, yang merupakan kesehatan yang signifikan di Indonesia. Oleh karena itu peran orangtua sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang si anak mulai dari kandungan sampai bertumbuh dengan sehat. Yang menyebabkan Malnutrisi bisa dikarenakan faktor kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan menjadi penyebab utama dari malnutrisi di berbagai wilayah Indonesia.
Malnutrisi akan berdampak fatal apabila tidak mengetahui atau terdeteksi sejak awal dan tidak diobati, pasien harus di rawat di rumah sakit lebih lama, dua kali lipat berisiko memerlukan rehabilitasi atau perawatan jangka panjang, serta meningkatkan angka kematian di rumah sakit 2,3 kali. Oleh karena itu masyarakat memerlukan edukasi mengenai status gizi mereka dengan tenaga kesehatan, terutama ketika mereka dirawat di rumah sakit. Prevalensi malnutrisi di Indonesia, terutama stunting (kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak), masih menjadi perhatian. Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia tercatat sebesar 21,6% menurun dari 24,4% pada tahun 2021. Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka hingga 14% pada tahun 2024 melalui berbagai intervensi, seperti meningkatkan nutrisi bagi ibu hamil dan anak-anak serta memastikan akses ke air bersih dan sanitasi yang layak.
Dalam Hal ini Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesia Nutrition Association/INA) telah berusaha dan berpartisipasi memerangi malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) yang diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017. Tahun 2024 ini, MAW dilaksanakan pada tanggal 16-20 September dengan melakukan kegiatan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi didukung oleh Nutricia Sarihusada dengan tema “ Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini”
Malnutrisi ini menurut riset dari Center for Indonesian Studies (CIPS) terdapat 21 juta masyarakat atau setara 7% Dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yang sebesar 2.100 kkal. Jadi Malnutrisi apabila tidak diobati segera dapat memperburuk kesehatannya dan berisiko kepada kematian dan harus cepat dicegah.
Pentingnya mencegah malnutrisi sejak dini mungkin dengan meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda malnutrisi, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memahami dan dapat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang agar kesadaran masyarakat tentang malnutrisi dapat meningkat secara lebih luas, sehingga tercipta generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan. "papar Presiden INA (Indonesia Nutricion Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia), Dr.dr Luciana B. Sutanto, MS, SpGK (K).
Peran Malnutrition Awareness Week dalam Upaya Penanggulangan Malnutrisi di Indonesia
Tujuan Malnutrion Awareness Week :
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak malnutrisi
- Memperkenalkan strategi pencegahan dan intervensi yang efektif
Aktivitas Utama
- Kampanye edukasi melalui media sosial, seminar dan webinar
- Penyuluhan tentang pola makan sehat dan pentingnya pemeriksaan gizi secara rutin
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi sering kali terjadi underdiagnosis, sehingga penanganan menjadi terlambat dan ini berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian " jelas Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr.dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.
Malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Seseorang apabila terjangkit penyakit Malnutrisi terjadi penurunan berat badan lebih dari 10% dan berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terakhir. Apabila pada saat pengukuran berat badan kurang dari 90% berat badan ideal berdasarkan tinggi badan. Menuju Indonesia Emas 2045, dibutuhkan kesadaran dalam mengentaskan malnutrisi dalam mempersiapkan "Generasi Emas" yang sehat, berkualitas dan berdaya saing. Upaya ini perlu keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum, guna bersama-sama menggalakkan edukasi dan intervensi gizi.
Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi,MKK, FRSPH memaparkan pencegahan malnutrisi merupakan langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, serta menjaga kesehatan masyrakat secara keseluruhan. Malnutrisi dan Dampak ekonomi berpengaruh intervensi nutrisi merupakan salah satu investasi yang paling hemat biaya bagi human capital. Oleh karena itu untuk menghadapi permasalahan adanya kolaborasi yang kuat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi. Dengan Kolaborasi Pemerintah dengan Nutricia Sarihusada, sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.