Ayo Cegah Demam Berdarah dengan Vaksin - Black Girl

Ayo Cegah Demam Berdarah dengan Vaksin

by - September 03, 2023

Teringat ucapan alm.ayahku selalu bilang jangan pernah menganggap hal sepele seperti melihat sesuatu atau binatang yang kita anggap kecil tidak membahayakan. Beliau mengatakan binatang kecil yang membahayakan bagi diri kita yaitu Nyamuk. Binatang tersebut memang tidak terlihat besar tetapi apabila terkena atau menggigit beberapa kali bisa fatal seperti masuk Rumah Sakit dirawat berhari-hari atau sampai kehilangan nyawa. Binatang tersebut juga tidak mengenal usia dan ukuran tubuh manusia (besar ataupun kecil) kalo sudah terkena nyamuk yang membuat badan panas berhari-hari atau yang disebut penyakit demam berdarah. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2019, demam berdarah merupakan salah satu penyebab kematian anak tertinggi di Indonesia. Di Negara demam berdarah yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya dan orang tua memiliki peran penting dalam meminimalisir jumlah kasus demam berdarah. Peran orang tua diharapkan bisa waspada dan melakukan antisipasi dengan cepat saat terjadi lonjakan kasus demam berdarah di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak maupun tempat bermain anak. Adapun Pemerintah berupaya menanggulangi Demam Berdarah dengan beberapa cara dan strategi penanggulan demam berdarah, contohnya seperti membrantas dengan melakukan berbagai Inovasi Program Penanggulangan Dengue di Indonesia sejak tahun 1968-2022. Untuk membrantas nyamuk Demam Berdarah seperti Gerakan Nasional Lavarsida, Fogging Fokus, 3M dan Kelambu, Jumantik, Gerakan 1 rumah 1 Jumantik (G1R1J) sampai pemberantas sarang nyamuk (PSN). 


Untuk Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 yaitu: 

-Penguatan manajemen vektor yang efektif, aman dan berkesinambungan. 
-Peningkatan akses mutu tatalaksana dengue
-Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsive
-Peningkatan partisipasi dan institusi yang berkesinambungan 
-Penguatan kebijakan manajemen program kemitraan dan komitmen pemerintah 
-Pengembangan kajian, penelitian, dan inovasi sebagai dasar kebijakan dan manajemen program         berbasis bukti. 

Dalam rangka mensukseskan strategi Pemerintah menjalani kegiatan saat ini yaitu : PSN 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jurnalistik (G1R1J), Pokjanal Dengue dan Edukasi Masyarakat. Adapun inovasi sebagai upaya pelengkap yaitu : Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia terbukti efektif menurunkan kasus Dengue. Inovasi Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia sebagai upaya pelengkap strategi penanggulangan dengue di Indonesia disahkan dalam KEPMENKES 1341 TAHUN 2022 Pilot Project Teknologi Wolbachia di 5 Kota ( Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, Bontang).

Ada Beberapa hal terkait Vaksin Dengue cara penggunaan vaksin Dengue secara nasional oleh program, dibutuhkan kajian dan rekomendasi dari ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) dan dilakukan uji coba operasional atau demonstration program pada beberapa wilayah Provinsi atau Kabupaten. Berdasarkan Pemenkes no. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, Imunisasi dengue/demam berdarah merupakan imunisasi pilihan yang diberikan sesuai kebutuhan. 

Dalam Talkshow kali ini akan di jelaskan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi,M.Epid, selaku Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Selain itu nantinya akan di jelaskan oleh Dr.dr. Anggaraini Alam, Sp.A (K), selaku Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis,IDAI. Pertama akan dijelaskan oleh dr.Siti Nadia yang dimana DBD hadir di Indonesia tahun 1968 di Surabaya ke Jakarta dan menyebar ke kota-kota lainnya. Di Filipina sebanyak 0-1% mengalami kematian DBD dan Indonesia sampai saat ini belum bisa menekan kasus DBD seperti Singapura. 

Menurut dr.Anggraini bahwa Dengue ada dimana saja,siapapun bisa kena dan mampu berkembang biak nyamuk mengandung virus dengue. Semua orang beresiko terinfeksi dengue, terlepas dari usia, jenis kelamin, ras, status social dan tempat tinggal. Seseorang bisa terkena DBD dan terkena virus Dengue apabila suka pergi kemana-mana dan kemudian menyebar virus tersebut oleh nyamuk yang mengakibatkan tubuh manusia lemah. Nyamuk Aegypti Dengue suka yang terang dan memiliki cahaya terak baik malam maupun siang. 

Menurut Dr.dr Anggraini Alam,Sp.A (K) Fakta tentang Demam Berdarah bahwa anak-anak lebih berisiko terkena kasus dengue  berat dibandingkan dewasa, lebih dari 80% anak usia diatas 10 tahun setidaknya pernah terkena demam berdarah. Pada tahun 2022, 40% kasus demam berdarah tahun di Indonesia dan 73% kasus kematian dengue pada kelompok anak usia 10-14 tahun. Terkena DBD apabila trombosit turun dan panas tidak turun dalam beberapa hari, biasanya disarankan untuk menaikan trombosit. Berbeda dengan dokter yang ditakutkan yaitu si pembuluh darah dari pasien mengalami kebocoran sampai rembes karena semua plasmanya keluar "ujar dr.Anggaraini. 

Alhamdulillah aku belum pernah merasakan sakit DBD jangan sampai .aamiin. Tetapi di keluargaku yang sudah kena DBD yaitu abangku yang dimana dia mengalami drop setelah diperiksa darah dan dirawat hampir 1 minggu di usia 38 tahun. Yang terkena DBD terdapat fasenya yaitu : Fase Demam, Fase Kritis dan Fase Penyembuhan. 

Gejala dan Tanda mengalami DBD yaitu: 

- nyeri belakang mata

- nyeri otot

- nyeri tulang

- nyeri sendi

- sakit kepala

- ruam/bercak

- mual/muntah

Apabila demam tidak turun selama 2 hari atau lebih, baiknya kenali gejala dan tanda-tanda DBD segera cek darah dan bawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Dari binatang kecil yang sangat membahayakan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa, oleh karena itu lebih baik di dalam tubuh ada benteng agar lebih kebal lewat vaksin. Yang dimana pentingnya vaksin Demam Berdarah yaitu Imunisasi merupakan komponen kesehatan primer dan hak kesehatan manusia yang tak terbantahkan. Vaksinasi menyalamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah 2-3 juta kematian setiap tahunnya. Dengan di Vaksin tubuh lebih kuat dan dapat benteng dari Nyamuk yang dapat mengakibatkan penyakit DBD. Pengalaman kena Demam Berdarah juga pernah dialami oleh Keluarga Ringgo Agus dan Istrinya Sabai Morschek. 


Ringgo Agus mengalami trauma mengenai terkena DBD karena dia sudah beberapa kali terkena penyakit DBD, pertama kali kena pas dia SMP sekitar umur 15 tahun dan dirawat di Rumah sakit. Demamnya tidak turun juga tambah naik dengan suhu badannya hingga 50 derajat celcius, Ringgo pun kembali terkena sekitar November lalu yang kedua kalinya. Dia juga menceritakan sedikit pengalaman kedua kalinya ketika terkena DBD tidur gelisah dan tulan rasanya ga nyaman bahkan sampai mengigau dan omonganya ngelantur atau ga jelas yang akhirnya dirawat di Rumah Sakit selama 8 hari. Bukan hanya Ringgo Agus aja yang terkena DBD,anaknya yang usia 1 tahun terkena DBD dan mereka berdua panik dan was-was karena yang terkena anaknya masih usia 1 tahun. Sampai sekarang Ringgo Agus mengalami trauma untuk penyakit DBD ini, tetapi saat ini dia dan istrinya lebih tenang karena sudah ada vaksin DBD untuk pencegahan dan perlindungan dari nyamuk berbahaya. Yuk lawan DBD dengan 3M plus Vaksin dan kenali gejala dan tanda-tanda DBD. Semoga kita terhindar dari DBD dan selalu dalam keadaan sehat. Aamiin





You May Also Like

2 komentar

  1. Wahh ternyaata udah ada vaksin DBD yaaah, coba deh nanti cek di RS siapa tahu sudah ada vaksinnya. Penting banget sih ini buat proteksi keluarga karena gejala DBD seringkali dianggap sepele karena kurang pengetahuan dan belum ada pengalaman, thanks infonyaaa

    BalasHapus
  2. ingat 3M, ingat demam berdarah. Nyamuk keciiiil namun bisa membuat akibat fatal karena ada fase kritis itu lho harus segera ditangani. Trombosit drop, bisa sampai opname bahkan meninggal.
    alhamdulillah sekarang ada vaksinasi juga yah melengkapi perlindungan keluarga melawan DBD.

    BalasHapus